Friday, October 27, 2006

Hak Azazi Rokok


Roma, Sugianto. Isu Hak Azazi Manusia atau HAM saat ini sangat populer sebagai cara untuk meraih harta, kekuasaan, popularitas dan pembenaran. Di dunia internasional dikenal Amerika Serikat dalam skala negara dan para aktifis HAM dalam skala kelompok.

Saat ini dapat dipastikan isu HAM hanya digunakan untuk mencari nafkah harta, tahta kekuasaan, popularitas dan keuntungan pribadi atau kelompok. Cara yang digunakan biasanya adalah dengan mencari-cari kesalahan orang lain atau institusi atau negara kemudian menggelar unjuk rasa, mengklaim sesuatu pembenaran tindakan, mengklaim keadilan dan/atau menggalang opini umum dan dunia. Bahkan lebih jauh atas nama HAM mereka rela menjual negara, kehormatan, integritas, ideologi dan bahkan aqidah.

Rata-rata para “pembela HAM” dapat memperoleh kedudukan, memperoleh penghargaan, memperoleh kenyamanan hidup, memperoleh keistimewaan fasilitas dengan cara menyerang orang lain (atau negara lain), mengintervensi pribadi perseorangan (atau negara lain) atau bahkan membunuh dan merusak dengan tindakan-tindakan lain yang mereka namakan meluruskan ketidakadilan.

Seperti yang semua orang sudah ketahui, hukum alam selalu berpasangan, seperti juga ada aksi dan ada reaksi, ada positif dan ada negatif, ada laki-laki dan ada perempuan, ada hak dan ada kewajiban. Namun seberapa sering kita mendengar atau membaca isu Kewajiban Azazi Manusia atau KAM ?

Inilah fenomena manusia yang terlalu mengagungkan HAK dengan melupakan lingkungan sekeliling yang tentunya juga mempunyai HAK yang sama dengan dirinya. Dengan kalimat lain, manusia memang secara nafsu selalu menuntut dan mengupayakan HAK tanpa peduli KEWAJIBAN. Padahal kewajiban itu tidak lain adalah bentuk kepedulian manusia dalam menerima hak alam sekitar kita, tidak hanya manusia lain tetapi tumbuhan, hewan dan lingkungan tempat berpijak dan bernafas si manusia itu.

Terus apa hubungannya dengan rokok ? Ilustrasinya begini :
Si Sam adalah seorang perokok dan si Koko bukan seorang perokok. Sam dan Koko duduk bersebelahan punggung dalam sebuah warung nasi. Setelah makan Koko hanya duduk sambil minum teh sedangkan Sam duduk sambil merokok dengan asap yang mengepul-ngepul memenuhi warung. Pertanyaannya siapa yang telah mengganggu lingkungan ?

Seringkali jawaban Sam atas asap rokoknya yang mengganggu adalah “Siapa suruh dekat-dekat !”. Atau jawaban Sam terhadap peringatan yang tertulis di setiap bungkus rokoknya adalah “ngerokok pasti mati, gak ngerokok juga mati, jadi nikmatin aja rokok toh semua bakal mati juga”.

Sam beranggapan dia memiliki 100 % Hak Azazi Rokok !

Wednesday, October 18, 2006

Kali Ciliwung impian kita

Seandainya kali Ciliwung bersih ..... segar..... dan indah
Kan ku tarik nafas sedalam-dalamnya menikmati udaramu yang sangat sejuk
Kan ku telusuri setiap jengkal tubuhmu yang meliuk liuk indah
Kan ku selami dan nikmati airmu yang segar dan bersih

Bayangan sampah telah hilang, gubuk-gubuk reyot disekitarmu telah berganti pepohonan dan warna-warni bunga-bunga yang sangat indah, limbah pabrik dan limbah rumah tangga telah hilang berganti dengan ikan-ikan beraneka jenis dan warna. Burung-burung, kura-kura, ular, buaya dan binatang-binatang lain akan dengan senang hati memenuhi sungaimu yang menghidupi.

Tiba-tiba........ Pah bangun, saur, udah ampir imsak nih ! ternyata isteriku tercinta membuyarkan mimpiku tentang kali Ciliwung karena masakan untuk sahur telah terhidang di atas meja.

Saturday, October 07, 2006

Bulan Bahasa Indonesia

hari lebaran semakin mendekat
walau kita bertebaran tetapi tetap melekat

sibuk tak punya waktu karena kerja
coba luangkan waktu sekedar menulis cerita

ikatlah ilmu dan pengalaman dengan menuliskannya
generasi penerus akan mengambil manfaatnya


** Ini adalah pantun-pantunan saya di milis sebuah profesi (maksudnya sih pantun tapi apakah ini termasuk kategori pantun?).

Roma, Sugianto. Bulan Oktober biasanya disebut juga bulan bahasa. Yang dimaksud tentu bahasa Indonesia. Sebab dibulan inilah Bahasa Indonesia pertama kali dikumandangkan sebagai bahasa nasional dan sekaligus bahasa pemersatu di Republik Indonesia.

Berbicara tentang bahasa Indonesia umumnya akan langsung tertuju pada sastra Indonesia. Padahal bahasa Indonesia ini tidak semata sastra saja. Ada banyak hal-hal yang berkenaan dengan bahasa ini. Salah satunya adalah semakin lunturnya kebanggaan berbahasa Indonesia, baik dalam percakapan sehari-hari, dalam menulis di media maupun dalam jurnalistik.

Bila diamati dikoran, majalah, buku-buku, dan di website/webblog serta saat percakapan informal, rata-rata pengguna bahasa Indonesia mencampurnya dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Walaupun sesungguhnya padanan dalam bahasa Indonesianya telah tersedia dan termasuk kata yang populer. Bahkan dalam jurnalistik sering ditemui kata bahasa Indonesianya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, seolah-olah pembacanya tidak mengerti kata-kata tersebut.

Terlepas dari maksud dan tujuan menggunakan campuran bahasa asing atau bahkan merasa lebih mantap dengan bahasa asing, yang pasti bahasa Indonesia tetaplah harus dipertahankan sebagai bahasa nasional. Dan siapakah yang paling berkepentingan mempertahankan bahasa Indonesia, bila bukan bangsa Indonesia sendiri ?

Tanpa maksud membandingkan, lihatlah beberapa negara di Eropa. Misalnya di Italia, dinegara ini sangat sulit menemukan hal-hal yang tidak menggunakan bahasa Italia. Seluruh rambu jalan menggunakan bahasa Italia. Majalah dan koran berbahasa Inggris sangat sulit dicari, walaupun ada tetapi hanya ditempat-tempat tertentu dengan harga yang lebih tinggi dan tersedia hanya beberapa eksemplar saja. Televisi lokal, bahkan hanya sebuah program acara yang berbahasa selain Italia tidak tersedia.

Mereka bangga sekali dengan bahasanya, sehingga para pendatang, apakah itu turis, investor atau imigran harus memahami bahasa Italia, walaupun hanya dasar-dasarnya saja. Padahal penduduk dunia yang menggunakan bahasa Italia sangat sedikit jumlahnya.

Kebetulan saat kami mengantar anak-anak bermain di toko buku, saya menemukan sebuah ensiklopedia anak-anak dimana didalamnya ada 10 besar bahasa di dunia dan inilah urutannya : (1) Cina; (2) Inggris; (3) Hindi; (4) Spanyol; (5) Rusia; (6) Arab; (7) Bengal; (8) Portugal; (9) Indonesia; (10) Jepang.

Bahasa Indonesia termasuk urutan ke-9 terbanyak digunakan penduduk dunia. Jadi pertanyaannya banggakah kita dengan bahasa Indonesia ?