Sunday, December 30, 2007

Kesibukan akhir tahun anggaran

Kantor Johan sebetulnya sedang libur akhir tahun yaitu liburan Natal dan Tahun baru yang digabung sehingga menjadi libur dua minggu. Maklum kantor Johan berada di wilayah yang memang mayoritas masyarakatnya adalah umat Kristiani.

Tapi Johan tidak dapat menikmati liburan itu karena kesibukan akhir tahun. Kesibukan rutin seperti semua kantor-kantor di Indonesia. Yaitu kesibukan akhir anggaran.

Disela-sela kesibukan menghabiskan anggaran, yahh paling tepat memang disebut menghabiskan anggaran. Karena kejadiannya seperti orang yang setress terburu dengan dead-line untuk segera merealisasikan semua kegiatan yang anggarannya masih tersisa. Selain itu mendampingi “delegasi” yang juga sedang menghabiskan anggaran.

Maka Johan agak heran dengan Menkeu, Sri Mulyani yang baru hari ini terkaget-kaget dengan fenomena menghabiskan anggaran di akhir tahun. Emang tahun-tahun lalu nggak ngecek ya ? Seperti dalam berita ini :

Minggu, 30 Des 2007,
Tutup Tahun, Penyerapan Anggaran Melonjak Tajam

Menkeu Terkaget-kaget, Ibaratkan Legenda Bandung Bondowoso
JAKARTA - Sistem kebut semalam (SKS) ternyata dipraktikkan aparat pemerintah dalam menghabiskan alokasi anggaran. Menjelang tutup tahun, pengeluaran anggaran pemerintah tiba-tiba mengucur jauh lebih deras daripada biasanya. Demikian pula halnya dengan penyerapan dana alokasi khusus (DAK), yang langsung terserap 100 persen dalam tempo singkat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, belanja pemerintah meningkat signifikan dalam dua pekan menjelang tutup tahun ini. "Jadi, dua minggu yang lalu, realisasinya masih di angka 83 persen, sedangkan kemarin (Jumat, 28/12, Red) saat saya cek, saya surprised karena angkanya sudah 89,4 persen," jelasnya kepada wartawan di Graha Sawala Departemen Keuangan Jakarta kemarin.

Kenaikan enam persen penyerapan anggaran belanja modal pemerintah dalam tempo dua minggu itu, menurut Menkeu, merupakan pencapaian yang luar biasa. "Ini sungguh mengejutkan dari sisi akurasi antara asumsi dan realisasi anggaran," kata Ani, panggilan Sri Mulyani.

Namun, keterkejutan Menkeu itu diikuti kekhawatiran bahwa penyerapan belanja modal pemerintah tersebut digenjot dengan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip good governance. "Ini yang menjadi concern kami. Artinya, kalau memang itu merupakan hal-hal yang sudah sesuai prinsip, maka pencapaian itu merupakan suatu hal yang signifikan," terangnya. seterusnya bisa dibaca disini

Semasa tugasnya Johan pernah menangani kegiatan yang cukup besar yang mengharuskan disetiap akhir kegiatan akan diperiksa oleh tim pemeriksa baik Itjen, BPK ataupun BPKP. Sehingga Johan pernah mengalami pemeriksaan oleh Itjen, BPK dan BPKP. Dari semua tim pemeriksa itu, Johan menyimpulkan bahwa hasil kegiatan yang nyata tidak menjadi fokus pemeriksaan. Yang menjadi fokus pemeriksaan adalah administratifnya saja.

Bahkan anggota tim pemeriksa itu mengatakan pada Johan, “foto-foto fakta ataupun laporan hasil kegiatan tersebut tidak diperlukan bagi tim. Yang diperlukan adalah kelengkapan administratif”. “Sehingga jika administratif buruk, maka diangap kegiatan tersebut dimanipulasi”. Pendapat Johan mirip sekali dengan tanggapan anggota DPR RI dalam berita tersebut :

Merespons hal itu, Anggota Komisi XI DPR Ramson Siagian mengemukakan bahwa kecenderungan yang kini terjadi adalah pemerintah lebih memprioritaskan masalah pemenuhan administratif daripada memenuhi kualitas pembangunan. "Paradigmanya belum berubah, masih seperti Orde Baru. Jadi, percepatan pencairan dana yang dilakukan lebih untuk kepentingan pemenuhan administrasi," katanya.

Menurut Ramson, perlu perencanaan anggaran yang merata untuk mendapatkan hasil pembangunan yang optimal. "Jangan proyek 8 bulan dipaksa 3 bulan. Akhirnya terburu sehingga multiplier effect-nya juga tidak maksimal. Kualitas pekerjaan tidak optimal," tuturnya.

Jadi memang sistem pengelolaan keuangan negara kita masih perlu dilakukan pembenahan yang menyeluruh sehingga pemelo : Mr Clean akan ikut kotor jika sudah menangani anggaran di pemerintahan. Menjadi : Mr. Dirty akan dipaksa menjadi Mr Clean setelah menangani anggaran pemerintah. -antz-

Saturday, December 15, 2007

Laboratorium Jeruk di Acereali, Sisilia

Saya berkesempatan mengunjungi laboratorium pusat penelitian jeruk di kota Acereali sekitar 30 km dari kota Catania, yaitu sebuah kota kecil di pulau Sicilia di Italia bagian Selatan.

Pusat penelitian itu memiliki lahan untuk percobaan dan pengembangan jeruk seluas 25 hektar. Disana diteliti dan dikembangkan berbagai jenis jeruk dari jeruk untuk dimakan karena manis, dibuat hiasan karena indah atau unik, dibuat parfum karena aromanya yang kuat, atau untuk dipakai sebagai pewarna makanan.


Jeruk Tangan Budda.
Jeruk jenis Citrus ini tidak bisa dimakan, dikembangkan hanya sebagai hiasan saja. Karena bentuknya seperti jari jemari, maka dinamai Tangan Buda.


Jeruk Satsuma
Ditilik dari namanya jeruk ini berasal dari Jepang. Yang disebelah kanan kulit jeruknya masih kencang, kondisi yang pas untuk dipanen. Rasanya manis, namun masih berbiji. Yang sebelah kiri sudah mulai keriput (disebut monstruma = menjadi monster) kondisi terlambat dipanen.


Bargamotto Fantastico
Jeruk ini tidak bisa dimakan karena rasanya sangat asem. Namun karena aroma jeruknya sangat kuat, jeruk ini dikembangkan untuk parfum.


Jeruk Novelana
Jeruk jenis orange ini rasanya sangat manis, setiap jeruknya mempunyai tanda bolong dibagian bawahnya.


Tarocco Rosso
Jeruk jenis orange ini warnanya merah, sehingga disebut Tarocco Roso (roso = merah). Warna merah ini hanya terjadi bila lingkungan tempat tumbuhnya adalah iklim dingin dan kering, biasanya dipanen akhir bulan Nopember. Bila ditanam di daerah tropis warna merahnya tidak akan keluar namun rasanya tetap manis.


Jeruk Citrus dengan buah yg besar-besar


Jeruk 89
Jeruk ini merupakan hasil perkawinan silang antara jeruk mandarini dengan jeruk merah. Jeruk ini dikembangkan bukan untuk dimakan, tetapi untuk pewarna makanan. Warna merahnya seperti darah.-antz-