Sunday, April 22, 2007

Nostalgia IPDN

Sudah berhari-hari jadi berita nasional, tapi baru liat di youtube.com kekerasan di IPDN.

Gawat juga ya kalau pukulan dan tendangan jadi menu sehari-hari. Tentunya kekerasan dalam pendidikan akan berimbas pada pekerjaan nantinya. Pekerjaan akan dilakukan (sadar atau tidak) dengan aroma kekerasan. Aroma kekerasan ini bisa memang fisik bisa juga kekerasan mental dan jiwa.

Jadi inget dulu tahun 1988 waktu saya disuruh ortu cari sekolah. Waktu itu, di Bandung memang cukup ngetop tuh APDN. Temen-temen banyak yang nyaranin saya ke sana. Padahal temen saya itu gak daftar ke APDN. Maklum dulu saya memang mencari sekolah gratis.

Saya hampir saja menuju kesana, tapi pas denger sekolah itu pake seragam, saya gak jadi. Saat itu saya benci sekolah tinggi berseragam.

Saya akhirnya malah mampir di rumah kos sahabat saya, dan dia ngajak saya ke sebuah sekolah gratis yang masih misterius, daftarnya di jl. Latuharhari Jakarta.

Gak kebayang apa jadinya ya….. seandainya dulu daftar dan masuk ke APDN….

Jangan-jangan (ge-er nih) tahun itu saya jadi headline koran karena “tumbang” saat dikasih “menu harian” ...... hik….hik….hik….., sebab "menu harian"-nya sedahsyat pukulan dan tendangan preman yang lagi gebukin maling HP di Pasar Tanah Abang, apalagi dulu badan saya kurus kering dengan berat hanya 49 kg. -antz-

Wednesday, April 04, 2007

Dialog imajiner di Hari Persandian RI

Pada hari yang cerah dengan suhu berkisar antara 18 – 20 derajat tanpa angin, tanggal 4 April yang merupakan hari Persandian RI, Johan mengundang kawan-kawan alumni Instituto Chriptografia untuk memperingati dan berdialog dalam suasana santai dengan topik yang cukup serius yaitu : Pendidikan dan sertifikasi berjenjang bagi para Kriptografer.

Kebetulan rumah Johan mempunyai halaman yang cukup luas dan ditumbuhi dengan pepohonan yang rindang sehingga memungkinkan peringatan Hari Persandian dilangsungkan sambil ber-BBQ memanggang ikan Orata, iga kambing dan paha ayam. Menu pendampingnya adalah gado-gado ala mbok Darmi di Tanah Abang.

Hadir memenuhi undangan Johan sekitar 50 orang kawannya, yang diantaranya telah menjabat di posisi-posisi penting pemerintahan.

Tepat jam 10.00 acara dibuka oleh Johan : Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan dalam Peringatan Hari Persandian RI ke-61 di rumah saya yang sederhana ini. Alasan saya menyelenggarakan peringatan ini adalah atas anjuran senior kita, Ascanio, yang saat ini telah menjabat sebagai direktur keamanan informasi di Badan Kerjasama Indonesia - Eropa.

Agar peringatan kita ini bermanfaat dengan memberikan sedikit sumbangan pikiran untuk kemajuan Persandian RI kita tercinta ini, maka dicetuskanlah acara dialog informal tentang pendidikan dan sertifikasi lanjutan bagi Kriptografer.

Seperti dirasakan bersama, ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi berkembang sangat pesat dalam hitungan waktu yang semakin singkat, sehingga mau tidak mau, ilmu yang pernah kita dapatkan menjadi cepat usang. Walaupun kita senantiasa belajar secara mandiri melalui berbagai literatur dan kasus demi kasus dalam pekerjaan kita, namun dalam lingkungan Kepegawaian di negeri kita, pendidikan dan sertifikasi keahlian yang bersifat formal masih diperlukan.

Untuk itu saya undang untuk berbicara, kawan kita, Tiberino, yang saat ini menjabat Direktur Pendidikan dan Pelatihan di Instituto Chiptografia. -antz-