Saturday, August 05, 2006

Kriptografer instant

Sesi kedua seminar imajiner tentang “Pendidikan Kripto Berkelanjutan” yang dibawakan oleh Dadang Made Sitanggang, Direktur Sekolah Tinggi Kriptologi Bandung (STKB), rupanya sangat menarik sehingga banyak pertanyaan diajukan.

Willy Sahaeta, kriptografer dari Umbria, menanyakan mengenai fenomena kriptografer instant yang saat ini banyak berkiprah di posisi-posisi penting profesi kriptografi. Hal ini menurut Willy dalam jangka panjang akan merusak profesi kriptografer secara keseluruhan.

Willy mencontohkan bahwa saat terjadi pergeseran posisi sistem transmisi kripto, lebih dari sepuluh temannya yang semuanya dikategorikan oleh Willy adalah kriptografer instant, bertanya kepadanya. Walaupun Willy dengan suka rela menjelaskan, tetapi ketidak-mengertian dan ketidak-pahaman mereka pada pekerjaan pokok dan dasar sebagai seorang kriptografer sangatlah mengherankan dan sulit diterima secara nalar. Tidak terbayangkan apabila mereka mendapat pekerjaan (sebagai kriptografer) yang membutuhkan pemikiran lebih rumit, strategis atau taktis.

Willy mengibaratkan seperti seorang sopir yang mempunyai SIM (dengan cara instant), bekerja sebagai sopir, kemudian tidak dapat mengendarai mobil dengan baik. Sopir tersebut tidak mengerti bagaimana pindah persnelling, tidak mengerti menyalakan lampu sign. Mendengar hal itu para peserta lain bertepuk tangan dan tertawa.

Moderator Romi Sukaryo menjelaskan bahwa yang dimaksud kriptografer instant oleh Willy adalah para kriptografer yang dididik sekitar 6 bulan saja. Sehingga pemahamannya dalam pengamanan informasi dan kriptografi masih perlu ditingkatkan.

Dadang Made Sitanggang, sebagai salah seorang yang juga ikut terlibat dalam keputusan pelatihan kriptografer jenis ini (yang disebut instant), menjelaskan bahwa pada mulanya pendidikan dan pelatihan kriptografer ini dirancang untuk tiga tahapan, (1) pendidikan tahap pertama selama 6 bulan; (2) magang/bekerja di bagian kripto selama minimal 1 tahun; (3) pendidikan dan pelatihan tahap kedua selama 6 bulan.

Setelah lulus dari tahap kedua ini, mereka masih perlu bekerja dahulu di bagian kripto instansi pusat selama 2 tahun, selain sebagai pembinaan dari yang lebih senior juga untuk lebih memantapkan kemampuannya. Setelah itu barulah mereka bisa dilepas sebagai kriptografer mandiri.

Bila saat ini mereka yang baru mendapatkan pendidikan tahap pertama kemudian dianggap telah menjadi seorang kriptografer mandiri, maka ini perupakan pemahaman yang keliru. Dan memang bisa dimengerti bila akhirnya banyak kriptografer (instant) ini yang tidak memahami tugas-tugas pokok kriptografer.
Selain itu memang benar pemikiran saudara Willy bahwa pemahaman mengenai keamanan informasi dan kriptografi yang minim akan menjadi bumerang pada profesi kriptografer secara keseluruhan di instansi yang mempekerjakannya.

Mendengar pertanyaan dan penjelasan di sesi ini, Johan jadi teringat saat restrukturisasi di departemennya dulu. Saat itu karena keterpaksaan, Johan meminta stafnya untuk pindah jalur dengan meningkatkan status mereka menjadi kriptografer. Walaupun Johan telah diberitahu oleh pihak pendidikan bahwa banyak diantara mereka sebetulnya tidak kompeten, tetapi karena “tuntutan keadaan” maka Johan memaksa (dengan berat hati) untuk tetap menjadikan mereka kriptografer (instant juga tidak apa-apa).

Setelah 5 tahun berlalu sejak pertama kalinya para kriptografer (yang disebut instant) berkiprah di organisasinya, Johan memang melihat banyak sekali “gejolak” di profesi kriptografer baik akibat stimulus internal maupun ekternal. Bukan gejolak karena dinamika positif perubahan organisasi tetapi gejolak seperti yang dicontohkan oleh Willy. -antz-

No comments: