Thursday, September 21, 2006

PNS lagi PNS lagi

Baru-baru ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) melontarkan wacana pengurangan PNS. Saya kira para PNS tidak perlu risau sebab ini cuma wacana, belum akan ada tindakan apa-apa. Saya menyebutnya wacana, karena memang kelihatannya Menpan tidak akan membuat hal itu terwujud. Mengapa ?

Popularitas ? mungkin. Tetapi yang jelas kalau memang Menpan akan mewujudkan rencana itu tentu Menpan akan tampil dengan suatu program nyata yang dapat langsung diterapkan. Ingat Menpan adalah eksekutif. Seorang eksekutif adalah unsur pimpinan yang dapat menggerakkan pelaksana untuk melaksanakan sebuah kebijakan atau program. Menpan bukan pengamat PNS, tapi menterinya para PNS, darimanapun ia berasal. Selain itu sudah sangat sering Menpan berwacana mengenai kualitas sdm PNS, yang tidak kunjung dibuatkan program untuk mengatasi permasalahan dan menyelesaikannya.

Banyak hal yang masyarakat tidak ketahui tentang PNS, yang diketahui oleh masyarakat hanyalah pelayanan yang buruk, birokrasi yang tidak efektif, korupsi, malas, dan lain-lain. Padahal tidak semua PNS berlaku tidak terpuji. Walaupun persentasenya kecil, PNS berkualitas yang mempunyai integritas tinggi tetaplah ada.

Mengapa lebih banyak PNS yang tidak berkualitas ? ini tentunya berpulang pada sistem organisasi PNS. Dan tidak kalah penting adalah gaji yang rendah. Seperti saya kemukakan dalam tulisan tentang PNS sebelumnya, dimana gaji rendah tidak akan menarik minat putra-putra terbaik bangsa untuk mengabdi sebagai PNS.

Apakah orang-orang berkualitas tinggi akan ada yang berminat menjadi PNS bila golongan tertinggi (IV-e) dengan masa kerja lebih dari 30 tahun menerima gaji tertinggi Rp. 2,5 juta saja ? Jujur saja, walaupun orang tersebut mempunyai integritas tinggi dan tidak materialistik, tetap saja dia membutuhkan gaji yang layak untuk dapat menghidupi keluarganya dengan baik. Jadi jangan harapkan input berkualitas buruk menghasilkan output berkualitas premium, paling pol ya kualitas cukup lah.

Sebagai menteri, saya kira tidak layak Menpan berwacana yang tidak produktif. Lebih baik Menpan memfokuskan pada penyelesaian permasalahan di tubuh organisasi PNS secara tahap demi tahap. Porsi pekerjaan seorang menteri adalah menyelesaikan masalah, sedangkan berwacana adalah porsi pekerjaan para pengamat PNS.

Maaf pak Menpan saya hanya mengingatkan saja. -sugianto-

No comments: