Tuesday, July 11, 2006

Angin perubahan

Sudah dua hari ini Johan uring-uringan, pasalnya hasil rapat restrukturisasi organisasi kemarin mengeliminasi departemen yang dia pimpin. Fungsi departemennya akan dilakukan oleh semua manajer menengah di seluruh lini organisasi. Dan tugas dia selama masa persiapan tersebut adalah melatih para manajer itu.

Bagaimana Johan tidak uring-uringan, dia telah bekerja bertahun-tahun dalam bidang tersebut, dan setelah mendekati masa pensiun dia mendapati profesinya hilang karena kemajuan TI. Bahkan diapun harus membagikan ilmunya kepada orang lain yang menurutnya “bukan ahlinya”.

Abad informasi telah merubah segalanya dengan kecepatan yang tidak diperkirakan. Ketika perubahan terjadi, ada keinginan kuat untuk melawan yang amat tipikal, karena kenyamanan dan keterjaminan dari profesi yang selama ini dinikmati, dikhawatirkan hilang.

Yang dulu adalah sebuah rencana yang bagus, sekarang merupakan rencana yang usang, sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang. Pimpinan organisasi yang baik tahu betul hal itu sehingga agar organisasinya dapat bertahan dalam gelombang perubahan itu, perlu terus menerus menata ulang menyesuaikan dengan gelombangnya.

Dan pimpinan organisasi tersebut sadar betul bahwa perubahan ini akan memberikan hal yang positif bagi sebagian karyawan dan hal yang negatif bagi sebagian karyawan lainnya. Tetapi ada juga karyawan yang tidak merasakan apa-apa.

Kembali kepada Johan, ternyata Johan tidak merasakan hal positif dari perubahan itu. Perubahan terasa sangat menyakitkan bagi masa depannya. Sehingga semangat kerjanya langsung turun, emosinya menjadi tinggi dan terbersit keinginan untuk melakukan “pembalasan” terhadap organisasinya. Suatu hal yang dulu tidak terdapat pada diri Johan.

Dalam kegelisahannya tersebut Johan membaca sebuah artikel di koran berjudul “Bagaimana mengelola perubahan”. Tiba-tiba Johan memperoleh titik terang, semangatnya seketika pulih kembali, tak sabar ia mulai menuliskan dalam agendanya hal-hal yang perlu dilakukan menyikapi penghapusan departmen yang ia pimpin itu, bagaimana mengatur seluruh staf di departemennya agar mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk tugas lain dan mulai mengatur jadwal pelatihan bagi manajer menengah yang akan melakukan fungsi departemennya. Hal positif yang ia lakukan saat restrukturisasi ini mengantar Johan menjadi pimpinan di departemen pemberdayaan manusia.

Yang membuat Johan seketika bersemangat kembali ternyata kalimat “Andalah yang memilih untuk bersikap positif atau negatif dalam angin perubahan. Bahkan andapun dapat memilih tidak bersikap apa-apa.” Dan Johan tahu persis semua pilihan akan memberikan konsekuensi tertentu. **antz**

No comments: