I believe the children are our future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children's laughter remind us how we used to be
Everybody's searching for a hero
People need someone to look up to
I never found anyone who fulfilled my needs
A lonely place to be
So I learned to depend on me ……
Bait pertamanya sangat cocok sebagai peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tgl 23 Juli lalu. HAN diperingati di Indonesia dengan tema “Sehari Tanpa TV.”
Kampanye yang sangat baik bagi perkembangan mental anak-anak, mudah-mudahan bisa berhari-hari tanpa tv.
Televisi memang salah satu teknologi yang sangat potensial membentuk opini, karakter, dan budaya masyarakat dengan sangat cepat. Bila program yang ditayangkan positif maka akan terbentuk masyarakat yang positif, tetapi jika sebaliknya tentu akan sangat merugikan, dan anak-anak merupakan “korban” pertama yang sangat mudah terpengaruh acara televisi.
Program televisi yang buruk, bukan hanya monopoli televisi Indonesia, kami di Eropa juga mendapatkan banyak program televisi yang buruk. Bila kita membaca berita-berita dari berbagai negara, dapat ditarik kesimpulan bahwa program televisi lebih banyak efek buruknya daripada efek baiknya bila dikonsumsi oleh anak-anak.
Saya dan isteri termasuk jarang menonton televisi semenjak anak-anak, remaja hingga punya anak, sehingga anak-anak kamipun tidak terbiasa menonton televisi. Apalagi di Italia ini acara yang diperkirakan cocok untuk anak-anak ternyata diselipkan juga hal-hal yang “dewasa”, sehingga untuk amannya, matikan saja televisi.
Dengan tidak menonton televisi, anak-anak mempunyai banyak waktu untuk macam-macam aktivitas seperti menari, mengambar, menyanyi, bermain air atau bahkan mengobrak abrik tumpukan kertas, merusak benda-benda dan mainannya atau bermain di kebun saat musim panas hingga badannya gatal-gatal digigit nyamuk.
Bermain bagi anak-anak adalah belajar. Belajar secara natural akan menuntun anak tersebut menuju “jalannya” sendiri. Sehingga anak-anak akan tumbuh besar menjadi dirinya sendiri dan mandiri. ****antz****
No comments:
Post a Comment